Selasa, 12 Oktober 2010

Rantai Kasih

Pada suatu hari seorang pria melihat seorang wanita lanjut usia 
sedang berdiri kebingungan di pinggir jalan. Meskipun hari agak gelap,
pria itu dapat melihat bahwa sang nyonya sedang membutuhkan 
pertolongan. Maka pria itu menghentikan mobilnya di depan mobil Benz 
wanita itu dan keluar menghampirinya. Mobil Pontiac-nya masih menyala 
ketika pria itu mendekati sang nyonya.
 
Meskipun pria itu tersenyum, wanita itu masih ketakutan. Tak ada 
seorangpun berhenti menolongnya selama beberapa jam ini. Apakah pria 
ini akan melukainya? Pria itu kelihatan tak baik. Ia kelihatan miskin 
dan kelaparan.
 
Sang pria dapat melihat bahwa wanita itu ketakutan, sementara berdiri 
di sana kedinginan. Ia mengetahui bagaimana perasaan wanita itu. 
Ketakutan itu membuat sang nyonya tambah kedinginan.
 
Kata pria itu, "Saya di sini untuk menolong anda, Nyonya. Masuk ke 
dalam mobil saja supaya anda merasa hangat! Ngomong-ngomong, nama 
saya Bryan Anderson ."
 
Wah, sebenarn ya ia hanya mengalami ban kempes, namun bagi wanita 
lanjut seperti dia, kejadian itu cukup buruk. Bryanmerangkak ke bawah 
bagian sedan, mencari tempat untuk memasang dongkrak. Selama 
mendongkrak itu beberapa kali jari-jarinya membentur tanah. Segera ia 
dapat mengganti ban itu.. Namun akibatnya ia jadi kotor dan tangannya 
terluka.
 
Ketika pria itu mengencangkan baut-baut roda ban, wanita itu 
menurunkan kaca mobilnya dan mencoba ngobrol dengan pria itu. Ia 
mengatakan kepada pria itu bahwa ia berasal dari St. Louisdan hanya 
sedang lewat di jalan ini. Ia sangat berutang budi atas pertolongan 
pria itu.
 
Bryan hanya tersenyum ketika ia menutup bagasi mobil wanita itu. Sang 
nyonya menanyakan berapa yang harus ia bayar sebagai ungkapan terima 
kasihnya. Berapapun ju mlahnya tidak menjadi masalah bagi wanita kaya 
itu. Ia sudah membayangkan semua hal mengerikan yang mungkin terjadi 
seandainya pria itu tak menolongnya.
 
Bryan tak pernah berpikir untuk mendapat bayaran. Ia menolong orang 
lain tanpa pamrih. Ia biasa menolong orang yang dalam kesulitan, dan 
Tuhan mengetahui bahwa banyak orang telah menolong dirinya pada waktu 
yang lalu. Ia biasa menjalani kehidupan seperti itu, dan tidak pernah 
ia berbuat hal sebaliknya.
 
Pria itu mengatakan kepada sang nyonya bahwa seandainya ia ingin 
membalas kebaikannya, pada waktu berikutnya wanita itu melihat 
seseorang yang memerlukan bantuan, ia dapat memberikan bantuan yang 
dibutuhkan kepada orang itu, dan Bryan menambahkan, "Dan ingatlah 
kepada saya."
 
Bryan menunggu sampai wanita itu menyalakan mobilnya dan berlalu. 
Hari itu dingin dan membuat orang depresi, namun pria itu merasa 
nyaman ketika ia pulang ke rumah, menembus kegelapan senja.
 
Beberapa kilometer dari tempat itu sang nyonya melihat sebuah kafe 
kecil. Ia turun dari mobilnya untuk sekedar mencari makanan kecil, 
dan menghangatkan badan sebelum pulang ke rumah. Restoran itu nampak 
agak kotor. Di luar kafe itu ada dua pompa bensin yang sudah tua. 
Pemandangan di sekitar tempat itu sangat asing baginya.
 
Sang pelayan mendatangi wanita itu dan membawakan handuk bersih untuk 
mengelap rambut wanita itu yang basah. Pelayan itu tersenyum manis 
meskipun ia tak dapat menyembunyikan kelelahannya berdiri sepanjang 
hari. Sang nyonya melihat bahwa pelayan wanita itu sedang hamil 
hampir delapan bulan, namun pelayan itu tak membiarkan keadaan 
dirinya mempengaruhi sikap pelayanannya kepada para pelanggan 
restoran. Wanita lanjut itu heran bagaimana pelayan yang tidak punya 
apa-apa ini dapat memberikan suatu pelayanan yang baik kepada orang 
asing seperti dirinya. Dan wanita lanjut itu ingat kepada Bryan .
 
Setelah wanita itu menyelesaikan makanannya, ia membayar dengan uang 
kertas $ 100. Pelayan wanita itu dengan cepat pergi untuk memberi 
uang kembalian kepada wanita itu. Ketika kembali ke mejanya, sayang 
sekali wanita itu sudah pergi. Pelayan itu bingung kemana perginya 
wanita itu. 
 
Kemudian ia melihat sesuatu tertulis pada lap di meja itu.
 
Ada butiran air mata ketika pelayan itu membaca apa yang ditulis 
wanita itu: "Engkau tidak berutang apa-apa kepada saya.. Saya juga 
pernah ditolong orang. Seseorang yang telah menolong saya, berbuat 
hal yang sama seperti yang saya lakukan. Jika engkau ingin membalas 
kebaikan saya, inilah yang harus engkau lakukan: 'Jangan biarkan 
rantai kasih ini berhenti padamu.'"
 
Di bawah lap itu terdapat empat lembar uang kertas $ 100 lagi.
 
Wah, masih ada meja-meja yang harus dibersihkan, toples gula yang 
harus diisi, dan orang-orang yang harus dilayani, namun pelayan itu 
memutuskan untuk melakukannya esok hari saja. Malam itu ketika ia 
pulang ke rumah dan setelah semuanya beres ia naik ke ranjang. Ia 
memikirkan tentang uang itu dan apa yang telah ditulis oleh wanita 
itu. Bagaimana wanita baik hati itu tahu tentang berapa jumlah uang 
yang ia dan suaminya butuhkan? Dengan ke lahiran bayinya bulan depan, 
sangat sulit mendapatkan uang yang cukup.
 
Ia tahu betapa suaminya kuatir tentang keadaan mereka, dan ketika 
suaminya sudah tertidur di sampingnya, pelayan wanita itu memberikan 
ciuman lembut dan berbisik lembut dan pelan, "Segalanya akan beres. 
Aku mengasihimu, Bryan Anderson!"
 
Ada pepatah lama yang berkata, "Berilah maka engkau diberi." 
 
Hari ini saya mengirimkan kisah menyentuh ini dan saya harapkan anda 
meneruskannya... Biarkan terang kehidupan kita bersinar. Jangan hapus 
kisah ini, jangan biarkan saja! 
 
Kirimkan kepada teman-teman anda! Teman baik itu seperti bintang-
bintang di langit. Anda tidak selalu dapat melihatnya, namun anda 
tahu mereka selalu ada.. 
 
Ayo, kita bagikan kebaikan hari ini pada 1 orang saja, semoga rantai 
ini tidak akan pernah terputus.. percayalah, energi positif itu 
sifatnya menular.





Sumber  : Ery M| Payroll- HRM & GA Department| PT. BAS

 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar